Selasa, 24 Februari 2015

Film dokumenter

tgl 25 februari 2015

Film dokumenter

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926.
Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.

Dokudrama

Pada perkembangannya, muncul sebuah istilah baru yakni Dokudrama. Dokudrama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi.

Dokumenter modern

Para analis Box Office telah mencatat bahwa genre film ini telah menjadi semakin sukses di bioskop-bioskop melalui film-film seperti Super Size Me, March of the Penguins dan An Inconvenient Truth. Bila dibandingkan dengan film-film naratif dramatik, film dokumenter biasanya dibuat dengan anggaran yang jauh lebih murah. Hal ini cukup menarik bagi perusahaan-perusahaan film sebab hanya dengan rilis bioskop yang terbatas dapat menghasilkan laba yang cukup besar.
Perkembangan film dokumenter cukup pesat semenjak era cinema verité. Film-film termasyhur seperti The Thin Blue Line karya Errol Morris stylized re-enactments, dan karya Michael Moore: Roger & Me menempatkan kontrol sutradara yang jauh lebih interpretatif. Pada kenyataannya, sukses komersial dari dokumenter-dokumenter tersebut barangkali disebabkan oleh pergeseran gaya naratif dalam dokumenter. Hal ini menimbulkan perdebatan apakah film seperti ini dapat benar-benar disebut sebagai film dokumenter; kritikus kadang menyebut film-film semacam ini sebagai mondo films atau docu-ganda.[1] Bagaimanapun juga, manipulasi penyutradaraan pada subyek-subyek dokumenter telah ada sejak era Flaherty, dan menjadi semacam endemik pada genrenya.
Kesuksesan mutakhir pada genre dokumenter, dan kemunculannya pada keping-keping DVD, telah membuat film dokumenter menangguk keuntungan finansial meski tanpa rilis di bioskop. Meski begitu pendanaan film dokumenter tetap eksklusif, dan sepanjang dasawarsa lalu telah muncul peluang-peluang eksibisi terbesar dari pasar penyiaran. Ini yang membuat para sineas dokumenter tertarik untuk mempertahankan gaya mereka, dan turut memengaruhi para pengusaha penyiaran yang telah menjadi donatur terbesar mereka.[2]
Dokumenter modern saling tumpang tindih dengan program-program televisi, dengan kemunculan reality show yang sering dianggap sebagai dokumenter namun pada kenyataannya kerap merupakan kisah-kisah fiktif. Juga bermunculan produksi dokumenter the making-of yang menyajikan proses produksi suatu Film atau video game. Dokumenter yang dibuat dengan tujuan promosi ini lebih dekat kepada iklan daripada dokumenter klasik.
Kamera video digital modern yang ringan dan editing terkomputerisasi telah memberi sumbangan besar pada para sineas dokumenter, sebanding dengan murahnya harga peralatan. Film pertama yang dibuat dengan berbagai kemudahan fasilitas ini adalah dokumenter karya Martin Kunert dan Eric Manes: Voices of Iraq, dimana 150 buah kamera DV dikirim ke Iraq sepanjang perang dan dibagikan kepada warga Irak untuk merekam diri mereka sendiri.

Bentuk dokumenter lainnya

Film kompilasi

Film kompilasi dicetuskan pada tahun 1927 oleh Esfir Shub dengan film berjudul The Fall of the Romanov Dynasty. Contoh-contoh berikutnya termasuk Point of Order (1964) yang disutradarai oleh Emile de Antonio mengenai pesan-pesan McCarthy dan The Atomic Cafe yang disusun dari footage-footage yang dibuat oleh pemerintah AS mengenai keamanan radiasi nuklir (misalnya, memberitahukan pada pasukan di suatu lokasi bahwa mereka tetap aman dari radiasi selama mereka menutup mata dan mulut mereka). Hampir mirip dengannya adalah dokumenter The Last Cigarette yang memadukan testimoni dari para eksekutif perusahaan-perusahaan tembakau di depan sidang parlemen Amerika Serikat yang mengkampanyekan keuntungan-keuntungan merokok.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Film_dokumenter


 

TEKNIK EDITING VIDEO

 tgl 24 februari 2015

TEKNIK EDITING VIDEO

141231_Trik Editing Video Promo Program dan Mengganti Logo Baru dengan menggunakan CYBERLINK POWER DIRECTOR 12 ULTIMATE.
Pertama  kita siapkan materi promo yang kita kumpulkan dari hasil capture sendiri dengan menggunakan TV Tuner VA Composite (format .AVI) dengan kualitas terbaik….bagaimana cara capture dengan TV Tuner….? nanti kita bahas di sharing berikutnya……
saat ini kita fokus pada penyuntingan/ editing,  setelah bahan Video Promo Program hasil capture sudah di siapkan , kita siapkan pula Materi program Lokal yang kita miliki di database program lokal (ssj), masing-masing stasiun daerah,  demikian juga dengan L0go barunya ya….
Aktifkan software CYBERLINK POWER DIRECTOR 12 ULTIMATE, (kalau belum punya kawan kawan dapat mengunduh/ download dan juga dibeli di toko-toko terdekat…
setelah applikasi program “software” di aktifkan, selanjutnya kita drag/ tarik  materi-materi video Promo dan Materi Program Lokal dan Logo yang akan kita sunting dan gabungkan, dari folder sebelumnya ke sistem library CYBERLINK POWER DIRECTOR 12 ULTIMATE.
Perhatikan kiri atas sistem library
Drag file materi promo dan materi program lokal ke sistem library CYBERLINK POWER DIRECTOR 12 ULTIMATE pada kiri atas window applikasi program
setelah itu kita  bagi-bagi /split materi lokal yang lama untuk mebuang materi-materi promo yang sudah tidak relevan lagi,  kita hanya membutuhkan materi utama program lokalnya, perhatikan bagian per bagian potongan yang sudah kita split/ bagi,  pastikan masing frame dan field -nya, agar tidak menyisahkan potongan gambar untuk field bagian yang tidak di kehendaki, pastikan potongan per potongannya dengan baik. (see timeline track 1).
membuat potongan/ bagi/ split
perhatikan gambar per field-nya, sisi bawah dari time line , dimana color bar dan materi bumper dan juga materi “Indonesia Raya”, tampak di bagi/ split ( dengan meng – klick tombol Split Time Line).
ingat pula untuk memperhatikan setiap logo yang nampak pada materi program yang masih mengunakan logo yang lama, karena akan kita timpa dengan logo baru, seperti yang tampak pada time line di track 2 dari window applikasi CYBERLINK POWER DIRECTOR 12 ULTIMATE.
selanjutnya adalah tahapan menggabungkan materi-materi yang sudah kita bagi/split, dengan materi promo yang baru hasil kita melakukan capture sebelumnya.
Indonesia Raya
setelah Color Bar, Bumper, selanjutnya kita gabungkan materi Indonesia Raya (lagu Kebangsaan Indonesia).
Selanjutnya adalah tahapan akan memasukkan/ menggabungkan materi program utama hinnga batas promo transisi Warna Makassar
warna makassar
Ini Materi yang menjadi rambu-rambu (kita istilahkan begitu aja ya…?) dimana ini tanda akan peralihan dari materi program ke program promo dan dari promo program ke materi program.
Kita lanjutkan dengan menyisipkan materi program yang sebelumnya sudah kita split dan membuang program promo yang sudah tidak relevan
materi 1
kita gabungkan materi program dengan materi sebelumya sudah kita sunting/ edit
posisikan logo baru untuk menimpa logo lama
edit logo
pastikan posisi logo benar – benar telah menutupi logo yang lama
Selanjutnya  kita menyipkan materi promo program yang sebelumnya kita kumpulkan mis: promo1,  promo2, promo3 dst… menyesuaikan kebutuhan  materi program yang kita miliki….dan seberapa lama durasi yang kita kehendaki untuk suatu project pembuatan/ penyuntingan 1 materi…30 menit ….?
promo program
kita sisipkan materi promo program pada track1 setelah materi programnya setelah materi transisi.
kita lanjutkan dengan materi promo program berikutnya semisal gambar di bawah… namun semua materi program yang kita sisipkan perlu kita tambahkan “Nama Daerah Station” masing-masing misal disini “MAKASSAR”, perhatikan tulisan di bawah logo kanan atas (ctt. transparant).
Karena materi promo yang kita capture sendiri, hanya ada logo transparant untuk itu kita tambahkan……”Makassar” sebagai identitas Lokal – nya.
promo hitam putih
materi promo selanjutnya semisal materi promo HP
Pada sesi akhir materi program akan usai, biasanya ada bumper program “sesaat lagi kita bergabung dengan SIARAN NASIONAL”, perhatikan ada 2 Logo yang nampak (logo besar ditengah dan logo kecil di pojok kanan atas), sebelumnya ada logo lama yang juga harus kita timpa, seperti pada gambar di bawah…
Track 1, 2 dan 3
Perhatikan Track1 untuk materi program, promo, dan bumper, Track2 untuk logo kecil kanan atas dan juga identitas lokal, Track3 untuk logo besar yang ada di tengah.
Selanjutnya setelah beberapa field gambar bumper berlalu maka logo kecil kanan atas akan hilang… dan pada tahapan selanjutnya kita siap mem – produce materi project yang sudah kita sunting/ edit, namun sebaiknya kita preview terlebih dahulu untuk memastikan semuannya sudah ok.
produce
kita akan menggunakan format MPEG-2 dengan pilihan Settingan Quality Custom sesuai yang kita kehendaki, kita bisa add custom sesuai settingan yang kita kehendaki.
Dapat kita lihat time “durasi” adalah 00:36:12:13, dengan capasitas file 2.1GB, format video PAL, output folder dapat kita atur sesuai kehendak kita…mau di letakkan dimana file yang akan kita produce.
Adapun untuk settingan Custom yang kami gunakan adalah seperti beberapa gambar di bawah ini…
Quality Profil
Quality Profil Setup “Custom Profil -1
Quality Profil Setup,
Quality Profil Setup, Video
Dolby Digital Stereo
Quality Profil Setup, Audio
Klick Start….dan tunggu sampai proses produce selesai….. yang sabar ya….
demikian kiranya  yang dapat kami share pada kesempatan kali ini, kenalkan ini mas Bro Ihsan
Editor  yang di miliki TX Makassar
mas bro
Mas Bro Lagi serius melakukan penyuntingan/ editing.
selamat mencoba dan di tunggu masukan dan tanggapan dari rekan-rekan.
mas bro
demikian dan semoga bermanfaat…buat kita semua..
Tulisan ini didukung oleh mas Bro Ihsan…dalam pengumpulan gambar (capture), dan penjelasan teknik penyuntingan/editing.
sumber : https://trans7makassar.wordpress.com/2015/01/01/teknik-editing-video/

Minggu, 22 Februari 2015

Teknik Pengambilan Gambar

Teknik Pengambilan Gambar

12112008
pengambilan-gambarTeknik Pengambilan Gambar

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:
  • ·Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
  • Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
  • Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
  • Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil.

Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus.

Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis kamera :
Analog (AV)
Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis ini antara lain VHS, S – VHS, 8mm, dan Hi – 8.
Digital (DV)
Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.

teknik-peng_gambar-1

Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital)
6. Cincin Fokus
7. Jendela preview (View Fender)
8. Mikrofon
9. Tombol kontrol cahaya
10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video).
11. Terminal DC Input.
Selain itu juga banyak terdapat fasilitas–fasilitas tambahan yang berbeda antara kamera satu dengan kamera lainnya. Fasilitas itu antara lain lampu infra merah untuk pengambilan gambar pada tempat yang gelap, edit teks langsung dari kamera, efek-efek video lain, slow motion dan masih banyak lagi.

Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
· Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
· High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
· Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance,berwibawa, kuat, dominan.
· Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
· Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.

Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
· Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
· Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
· Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
· Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
· Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
· Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
· Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
· Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
· Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
· Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
· One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
· Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
· Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
· Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
· Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
· Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
· Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
· Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
· Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
· Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
· Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade outjika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
· Framing : objek berada dalam framing ShotFrame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.

Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
· Objek bergerak sejajar dengan kamera.
· Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
· Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
· Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
· Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
· Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
· Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
· Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
· Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
· The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
· Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
· Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
· Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
· Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
· Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
· Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
sumber : https://thinktep.wordpress.com/2008/11/12/teknik-pengambilan-gambar/

Sabtu, 21 Februari 2015

Memahami Mode Auto Fokus Kamera DSLR

Memahami Mode Auto Fokus Kamera DSLR

Saat ini hampir semua kamera DSLR dilengkapi dengan beberapa pilihan cara kamera melakukan autofokus (autofocus mode). Memotret vas bunga yang diam diatas meja tentu membutuhkan cara autofokus yang berbeda dengan memotret anak kecil yang sedang menggiring bola dilapangan. Sengaja pembahasan kali ini mengenai autofokus dan bukan manual fokus supaya tidak terlalu panjang.
continous autofcus
Saat memotret benda diam, kita biasanya menggunakan satu titik fokus, mengunci fokus sekali baru memotret. Namun saat memotret benda/orang yang selalu bergerak berpindah posisi, kita butuh kamera yang mampu memindahkan titik fokus secara otomatis mengikuti seubyek tersebut. Berita bagusnya, kamera DSLR dilengkapi dengan fitur tersebut. Mari kita bedah satu persatu:

Mode Autofokus Single Area

Di kamera DSLR Canon dinamai “One Shot AF” sementara di kamera DSLR Nikon dinamai “Single Area AF”. Dari namanya cukup jelas bahwa kita memilih satu titik fokus lalu kamera akan mencari kontras di satu area titik fokus tersebut. Saat kita memencet separuh tombol shutter atau memencet tombol AF-On (jika menggunakan kamera DSLR yang memiliki tombol AF-On terdedikasi), kamera akan mengunci fokus di titik tersebut sekali. Jika subyek berpindah posisi dan meskipun kita tetap pencet separuh tombol shutter, kamera tidak akan memindahkan fokus secara otomatis.
Dalam mode ini, kita tidak akan bisa memencet penuh shutter (mengambil foto) sebelum kamera bisa mengunci titik fokus. Namun ketentuan ini bisa diakali lewat pengaturan di menu autofocus dan mengatur focus priority.
Img 02

Mode Autofokus Continuous/AI Servo

Mode ini dikamera DSLR Nikon dinamai “Continuous/AF-C” sementara di Canon dinamai “AI Servo”. Mode ini digunakan saat kita harus mengikuti sebuah subyek foto yang terus berpindah posisi, misalnya saat kita memotret sport, binatang atau mobil yang sedang melaju.
 
Dalam mode ini, kamera akan menganilis pergerakan subyek dan memprediksi kemana arah gerak si subyek dengan menempatkan titik fokus sedikit mendahului keberadaan subyek. Dengan mode Continuous, kita bisa mengikuti pergerakan subyek dan mendapatkan fokus yang tajam. Caranya adalah dengan terus memencet separuh tombol shutter sambil membidik pergerakan subyek atau dengan terus memencet tombol AF-On dengan jempol (jika ada).

Mode Autofokus Hybrid/Campuran Antara Single & Continuous

Di kamera DSLR Canon dinamai “AI Focus” sementara di Nikon dinamai “AF-A”. Merupakan mode fokus campuran antara single dan Continuous dimana kamera akan secara mengganti fokus dari single ke continous atau sebaliknya sesuai kondisi subyek foto. Jika yang difoto diam kamera akan memakai Single sementara saat obyek bergerak kamera akan berganti ke mode Continuous.
Tidak semua jenis kamera DSLR memiliki mode ini. Bagi pemula, pilihan mode ini sebenarnya lumayan membantu karena tidak perlu mengganti-ganti mode fokus.

Mode Autofokus Mana Yang Sebaiknya Anda Pakai?

Kesimpulan yang sebenarnya cukup gampang:
  1. Saat memotret benda diam atau orang yang berpose silahkan gunakan mode Single
  2. Saat memotret benda bergerak secara konstan, gunakan mode Continuous
  3. Untuk keperluan sehari-hari, anda bisa meninggalkan kamera secara default di posisi continous mode atau mode hybrid. Baru saat kamera tidak bisa mengunci fokus di mode Continuous , misal saat memotret di kondisi agak gelap silahkan pindahkan ke mode Single.
  4. Bagi pemula yang tangannya masih belum terlalu lincah mengganti-ganti mode fokus secara cepat, anda bisa menggunakan mode hybrid (jika memang dikamera ada).

Bagaimana Cara Mengganti Mode Fokus?

Cara mengganti mode fokus tidak sama dari satu kamera ke kamera lain. Untuk itu saya sarankan cek di manual masing-masing. Di kamera Nikon D300s/D700, anda bisa menemukan pengait kecil yang ada dibagian depan sebelah kiri mount lensa: AF-S, AF-C dan M (amanual). Sementara di Canon (misal EOS 60D), anda bisa menganti mode fokus dengan memencet tombol AF dibagian atas kamera lalu akan muncul pilihan mode fokus di panel LCD atas.
 
sumber : https://candrachan21.wordpress.com/

Teknik Dasar Cara Memotret Dengan Menggunakan Kamera DSLR

Teknik Dasar Cara Memotret Dengan Menggunakan Kamera DSLR

Kamera DSLR kini semakin trend dikalangan masyarakat, berbagai produsen kini meluncurkan kamera DSLR terbaru, selain dilengkapi dengan berbagai fitur, kamera DSLR menghasilkan kualitas gambar sesuai dengan yang kita inginkan jika kita mengetahui cara menggunakannya.
 
Menggunakan kamera DSLR tidaklah mudah dalam membuat hasil gambar yang berkualitas, ada trik-trik dan petunjuk yang harus kita ikuti untuk menghasilkan kualitas potret yang lebih baik, terkecuali Anda telah memiliki pengalaman sebelumnya tentang kamera tersebut. Dan kali ini kita akan membahas sekilas teknik dasar menggunakan kamera DSLR. Karena untuk tingkat teknik dasar tergolong mudah untuk dipelajari terlebih bagi kita yang baru pertama menggunakan kamera DSLR.
 
 
Pertama sekali yang harus diperhatikan adalah pastikan kamera sudah dalam keadaan siap untuk digunakan, cek baterai, cek memory, dll. Setelah anda rasa kamera siap digunakan, selanjutnya kita coba mensetting kamera terlebih dahulu, setting kamera ke mode AV ( aperture Value) yaitu hanya merubah besarnya bukaan diagfragma sehingga Shutter Speed sudah otomatis di set oleh kamera tersebut.
 
Lalu, Bukaan terbaik / ketajaman terbaik ada di bukaan F/8.0 jika DOF (depth of field) lebih panjang bisa memakai bukaan F/14 (tidak disarankan jika memakai F/16 keatas, memang semua terlihat focus tetapi ketajaman sudah berkurang sehingga hasil kurang maksimal). Selanjutnya kita pastikan memakai ISO 100 ( semakin rendah semakin baik) jika cahaya kurang dan shutter speednya kurang (shutter speed lebih baik diatas 1/60 agar tidak shake) bisa dinaikan ISO nya. Lalu yang terakhir lebih baik gunakan lensa wide seperti 18-55mm dan 17-85mm.
 
 
Setelah melakukan settingan, pastikan tempat dimana yang baik untuk memotret, dan dalam penentuan tempat pemotretan harus di pastikan baik-baik juga karena akan berpengaruh pada hasil foto yang akan diambil. Untuk arah cahaya matahari, lebih baik memotret jangan mengarah berlawanan, akan lebih baik membelakangi matahari (karena kita membutuhkan cahaya matahari untuk pencahayaan).
 
Memotret lebih baik pada pagi dan sore hari, karena kalau siang hari, cahaya matahari terlalu tajam (biasanya langit putih dan tidak menarik). Pilih background yang baik dan indah (pilih sesuka hati). Dan carilah angle terbaik, bisa dikatakan ada low angle, mid angle, high angle. Ketiga angle tersebut memberikan perbedaan pada hasil gambar yang sangat berarti.
 
Bila ingin memotret wajah, perhatikan latar belakang, hindari latar belakang yang berwarna – warni atau gambar yang semrawut, yang menyebabkan kurang jelas (bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol). Jadi, berusahalah untuk menghidarinya. Jika anda sudah mencoba dengan teknik dasar, dan cobalah bereksperimen dengan teknik dasar lainnya.
 
 
Menggunakan Kamera DSLR dengan teknik Panning, yang merupakan dengn menggerakan kamera kearah gerakan objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya latar belakang kabur, akan tetapi gambar subjek sangat jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada kecepatan atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama – sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasil akan blur (kabur).
 
 
Menggunakan kamera SDLR dengan teknik slowspeed adalah jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya gambar akan tampak kabur, seakan – akan disapu, namun latar belakang jelas. Efek ini terkadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.
 
 
Menggunakan kamera DSLR dengan menggunakan teknik freeze yaitu speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergeraan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang harus kita gunakan. Dengan beberapa teknik dasar menggunakan kamera DSLR ini, semoga dapat membantu anda dalam bereksperimen untuk menghasilkan kualitas gambar sesuai dengan yang diinginkan, semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Kamera DSLR kini semakin trend dikalangan masyarakat, berbagai produsen kini meluncurkan kamera DSLR terbaru, selain dilengkapi dengan berbagai fitur, kamera DSLR menghasilkan kualitas gambar sesuai dengan yang kita inginkan jika kita mengetahui cara menggunakannya.
 
Menggunakan kamera DSLR tidaklah mudah dalam membuat hasil gambar yang berkualitas, ada trik-trik dan petunjuk yang harus kita ikuti untuk menghasilkan kualitas potret yang lebih baik, terkecuali Anda telah memiliki pengalaman sebelumnya tentang kamera tersebut. Dan kali ini kita akan membahas sekilas teknik dasar menggunakan kamera DSLR. Karena untuk tingkat teknik dasar tergolong mudah untuk dipelajari terlebih bagi kita yang baru pertama menggunakan kamera DSLR.
 
 
Pertama sekali yang harus diperhatikan adalah pastikan kamera sudah dalam keadaan siap untuk digunakan, cek baterai, cek memory, dll. Setelah anda rasa kamera siap digunakan, selanjutnya kita coba mensetting kamera terlebih dahulu, setting kamera ke mode AV ( aperture Value) yaitu hanya merubah besarnya bukaan diagfragma sehingga Shutter Speed sudah otomatis di set oleh kamera tersebut.
 
Lalu, Bukaan terbaik / ketajaman terbaik ada di bukaan F/8.0 jika DOF (depth of field) lebih panjang bisa memakai bukaan F/14 (tidak disarankan jika memakai F/16 keatas, memang semua terlihat focus tetapi ketajaman sudah berkurang sehingga hasil kurang maksimal). Selanjutnya kita pastikan memakai ISO 100 ( semakin rendah semakin baik) jika cahaya kurang dan shutter speednya kurang (shutter speed lebih baik diatas 1/60 agar tidak shake) bisa dinaikan ISO nya. Lalu yang terakhir lebih baik gunakan lensa wide seperti 18-55mm dan 17-85mm.
 
 
Setelah melakukan settingan, pastikan tempat dimana yang baik untuk memotret, dan dalam penentuan tempat pemotretan harus di pastikan baik-baik juga karena akan berpengaruh pada hasil foto yang akan diambil. Untuk arah cahaya matahari, lebih baik memotret jangan mengarah berlawanan, akan lebih baik membelakangi matahari (karena kita membutuhkan cahaya matahari untuk pencahayaan).
 
Memotret lebih baik pada pagi dan sore hari, karena kalau siang hari, cahaya matahari terlalu tajam (biasanya langit putih dan tidak menarik). Pilih background yang baik dan indah (pilih sesuka hati). Dan carilah angle terbaik, bisa dikatakan ada low angle, mid angle, high angle. Ketiga angle tersebut memberikan perbedaan pada hasil gambar yang sangat berarti.
 
Bila ingin memotret wajah, perhatikan latar belakang, hindari latar belakang yang berwarna – warni atau gambar yang semrawut, yang menyebabkan kurang jelas (bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol). Jadi, berusahalah untuk menghidarinya. Jika anda sudah mencoba dengan teknik dasar, dan cobalah bereksperimen dengan teknik dasar lainnya.
 
 
Menggunakan Kamera DSLR dengan teknik Panning, yang merupakan dengn menggerakan kamera kearah gerakan objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya latar belakang kabur, akan tetapi gambar subjek sangat jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada kecepatan atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama – sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasil akan blur (kabur).
 
 
Menggunakan kamera SDLR dengan teknik slowspeed adalah jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya gambar akan tampak kabur, seakan – akan disapu, namun latar belakang jelas. Efek ini terkadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.
 
 
Menggunakan kamera DSLR dengan menggunakan teknik freeze yaitu speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergeraan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang harus kita gunakan. Dengan beberapa teknik dasar menggunakan kamera DSLR ini, semoga dapat membantu anda dalam bereksperimen untuk menghasilkan kualitas gambar sesuai dengan yang diinginkan, semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Cara Merawat Kamera Digital yang Benar

Cara Merawat Kamera Digital yang Benar

Cara merawat kamera digital sangatlah perlu dilakukan oleh fotografer profesional. Apalagi bagi mereka yang masih awam terjun ke bidang fotografi. Kita tentu tahu, kamera digital memiliki harga yang cukup fantastis. Dibandingkan dengan harga handphone termahal sekalipun, kamera digital tetap menjadi primadona tersendiri. Tak heran apabila banyak orang tidak ingin kamera kesayangannya rusak atau bahkan hanya lecet. Sebab, sekali lagi kamera digitalmemang sangat berharga.

Parahnya lagi, di Indonesia sendiri kondisinya tidak terlalu bersahabat. Kamera digital sangat sensitif dengan suhu tropis. Kelembaban akan mudah mengenai kamera dan merusaknya. Oleh sebab itu, perawatan ekstra bukan lagi perlu, namun harus dilakukan. Untuk itu, penulis akan mengajak Anda untuk mempelajari bagaimana teknik perawatan kamera digital yang baik dan benar. Simak tips merawat kamera digital agar tetap awet dan tahan lama berikut ini.

kamera digital,cara perawatan

Lindungi Kamera Anda
Cara menyimpan kamera dan lensa yang begitu Anda idam-idamkan sangatlah sederhana. Jangan biarkan kamera terkena kotoran seperti debu, pasir dll ataupun air. Pastikan bahwa setiap Anda menenteng kamera digital, tempatkan pada tas khusus.

Anda juga dapat membeli perangkat khusus yang tahan air dan debu. Terpenting Anda menyimpan kamera dan lensa dengan baik dan benar. Pastikan pula tas untuk menyimpannya telah terturup rapat-rapat sehingga tidak akan ada polusi yang masuk.

Bersihkan dengan Rutin
Cara membersihkan kamera digital juga bisa dibilang cukup mudah. Anda siapkan terlebih dahulu kain halus seperti kain ultrafine microfiber, lalu dengan perlahan membasuh bagian lensa kamera yang sekiranya terdapat sedikit debu atau kotoran lain.

Jangan sekali-kali menekan bagian lensa kamera. Pun, Anda juga dilarang untuk meniupnya. Sebab keduanya sama-sama akan merusak kamera digital. Berhati-hatilah, dan tetap rutin membersihkan kamera agar terhindar dari debu atau air.

Perhatikan Pula Baterai
Baterai kamera digital kadang menjadi hal yang kerap disepelekan. Padahal akibat apabila salah merawat baterai ini sangat fatal. Untuk itu, Anda disarankan agar selalu melepas baterai apabila kamera tidak akan digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Tempatkan baterai di area yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari. Isi ulang apabila baterai mulai habis. Kemudian pasang kembali jika hendak digunakan. Intinya, pasang-lepas-isi baterai tetap dilakukan secara beriringan sesuai dengan kebutuhan pemakaian.

Itulah sekelumit informasi seputar merawat kamera digital. Tiga hal di atas sangatlah penting dilakukan agar kamera tetap awet dan tahan lama.

Kamis, 19 Februari 2015

Teknik Pengambilan Gambar Menggunakan Kamera Video





Teknik Pengambilan Gambar Menggunakan Kamera Video

Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut: 1.

Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. 2.

Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. 3.

Pahami kelebihan dan kekurangannya. 4.

Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan. 5.

Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll. 6.

Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik. 7.

Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus. Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis kamera :


Analog(AV) Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis ini antara lain VHS, S

VHS, 8mm, dan Hi

8.


Digital (DV) Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.

Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas : 1.

Baterai untuk catu daya 2.

Tempat kaset 3.

Tombol Zoom 4.

Tombol Recorder 5.

Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital) 6.

Cincin Fokus 7.

Jendela preview (View Fender)



8.

Mikrofon 9.

Tombol kontrol cahaya 10.

Tombol Player (untuk memainkan kembali video). 11.

Terminal DC Input Selain itu juga banyak terdapat fasilitas

fasilitas tambahan yang berbeda antara kamera satu dengan kamera lainnya. Fasilitas itu antara lain lampu infra merah untuk pengambilan gambar pada tempat yang gelap, edit teks langsung dari kamera, efek-efek video lain, slow motion dan masih banyak lagi. Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: 1.

Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. 2.

High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil.
Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3.

Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. 4.

Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. 5.

Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain: 1.

Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. 2.

Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. 3.

Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru



4.

Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. 5.

Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). 6.

Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. 7.

Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. 8.

Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. 9.

Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. 10.

Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya. - One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek. - Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang. - Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang. - Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang. 11.

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut: 12.

Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera. 13.

Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod. 14.

Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk. 15.

Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh. 16.

Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak. 17.

Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane. 18.

Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika 19.

gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan. 20.

Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai. Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak. 21.

Objek bergerak sejajar dengan kamera. 22.

Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. 23.

Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera. Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik. 24.

Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
sumber : http://www.academia.edu/5697187/Teknik_Pengambilan_Gambar_Menggunakan_Kamera_Video

Minggu, 15 Februari 2015

Video capture

Video capture

Isi

Proses

Proses pengambilan video melibatkan beberapa langkah pengolahan. Pertama sinyal analog yang didigitalkan oleh konverter analog-ke-digital untuk menghasilkan baku, aliran data digital. Dalam kasus video komposit , yang luminance dan chrominance kemudian dipisahkan; ini tidak diperlukan untuk S-Video sumber. Selanjutnya, chrominance yang didemodulasi untuk menghasilkan data perbedaan warna video. Pada titik ini, data dapat dimodifikasi sehingga dapat menyesuaikan kecerahan, kontras, saturasi dan hue. Akhirnya, data tersebut diubah oleh ruang warna converter untuk menghasilkan data kesesuaian dengan salah satu dari beberapa standar ruang warna, seperti RGB dan YCbCr . Bersama-sama, langkah-langkah ini merupakan encoding video, karena mereka "encode" format video analog seperti NTSC atau PAL .
Sirkuit elektronik khusus yang diperlukan untuk menangkap video dari sumber video analog. Pada tingkat sistem fungsi ini biasanya dilakukan oleh berdedikasi kartu video capture . Kartu tersebut sering memanfaatkan decoder video sirkuit terpadu untuk melaksanakan proses decoding video.

Gunakan media lain

Pada 1990-an, dan terutama dengan munculnya peningkatan kemampuan penyimpanan data, videogame mulai memasukkan video. Ini bisa baik menggunakan yang sudah ada motion video penuh , atau khusus bertindak dan dicatat bluescreen kerja, yang kemudian bisa berubah menjadi sprite.
sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Video_capture 

Jumat, 13 Februari 2015

Memahami Aperture & Depth of Field

Memahami Aperture & Depth of Field

Setiap kali berbicara tentang fotografi dan kamera, kata-kata aperture serta depth of field akan sering sekali keluar. Nah dalam artikel ini belfot akan mencoba membantu anda memahami aperture dan depth of field sehingga cukup jelas bagi pemula.

Memahami Aperture

Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.
Saat kita memencet tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.
Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.
apertureJadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.

Memahami Depth of Field

Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
PICT0235_mdUntuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
PICT0236_mdKonsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.