28 januari 2015
Pembuatan film (dalam konteks akademis sering disebut produksi film) adalah proses pembuatan suatu film, mulai dari cerita, ide, atau komisi awal, melalui penulisan naskah, perekaman, penyuntingan, pengarahan dan pemutaran produk akhir di hadapan penonton yang akan menghasilkan sebuah program televisi. Pembuatan film terjadi di seluruh dunia dalam berbagai konteks ekonomi, sosial, dan politik, dan menggunakan berbagai teknologi dan teknik sinema. Biasanya pmebuatan film melibatkan sejumlah besar orang, dan memakan waktu mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun untuk menyelesaikannya, meski bisa lebih lama lagi jika muncul masalah produksi. Produksi film besar terlama terjadi pada The Thief and the Cobbler selama 28 tahun.
Pembuatan film (dalam konteks akademis sering disebut produksi film) adalah proses pembuatan suatu film, mulai dari cerita, ide, atau komisi awal, melalui penulisan naskah, perekaman, penyuntingan, pengarahan dan pemutaran produk akhir di hadapan penonton yang akan menghasilkan sebuah program televisi. Pembuatan film terjadi di seluruh dunia dalam berbagai konteks ekonomi, sosial, dan politik, dan menggunakan berbagai teknologi dan teknik sinema. Biasanya pmebuatan film melibatkan sejumlah besar orang, dan memakan waktu mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun untuk menyelesaikannya, meski bisa lebih lama lagi jika muncul masalah produksi. Produksi film besar terlama terjadi pada The Thief and the Cobbler selama 28 tahun.
Tahap
Produksi film berjalan dalam tiga tahap:[1]- Pra-produksi—Persiapan perekaman dilakukan, yaitu ketika pemeran dan kru film dipekerjakan, lokasi dipilih, dan latar dibangun. Ini juga tahapan ketika ide film diciptakan, hak buku/naskah dibeli, dll.
- Produksi—Elemen mentah untuk film akhir direkam.
- Pasca-produksi—Film
disuntingl; suara (dialog) produksi sekaligus disunting (namun
terpisah), runut musik (dan lagu) digubah, dipentaskan dan direkam, jika
film tersebut butuh musik; efek suara dirancang dan direkam; efek
'visual' grafis komputer lainnya ditambahkan secara digital, semua
elemen suara dicampurkan menjadi 'stem', kemudian stem dicampurkan dan
disejajarkan dengan gambar dan film tersebut akhirnya selesai
("terkunci").
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuatan_film
1. Menentukan Ide Cerita
Buatlah
sebuah ide cerita untuk filmmu. tentukan terlebih dulu genre film yang
ingin kamu buat. Drama, horor, action, atau genre lain. Usahakan untuk
menciptakan ide cerita yang tidak pasaran. Kalau toh kamu ingin
mengangkat cerita yang sudah umum, kemaslah dengan unik. Selain itu,
cobalah untuk menentukan tema cerita yang familiar dengan masyarakat
karena biasanya masyarakat suka menintin film yang “ini kisah gue banget
loh”.
2. Tentukan Sasaran Penonton
Setelah
menentukan ide cerita dan tema. Tentukan pula film ini ingin ditujukan
untuk siapa? Apakah anak-anak, remaja, atau dewasa? menentukan
segmentasi penonton akan mempermudah kita membuat alur cerita yang
menarik.
3. Membuat Sinopsis Film
Sinopsis
adalah komponen yang harus ada dalam sebuah film. Semua film memerlukan
sinopsis, tidak terkecuali film dokumenter. Tulislah sinopsis yang
ringkas, padat, jelas, tepat sasaran dengan konflik yang jelas, dan
ending yang bisa memberi kejutan bagi penonton.
4. Menulis Skenario
Setelah
membuat sinopsis singkat, langkah selanjutnya adalah menulis skenario.
Skenario ini bisa kamu tulis sendiri atau meminta orang lain (yang
kompeten) untuk menuliskannya. Skenario harus ditulis seecara detail dan
rinci. Dimana scene akan diambil (apakah diluar atau di dalam ruangan),
bagaimana ekspresi dan gerak-gerik para pemain, serta penjelasan
dilokasi mana mereka akan mengambil gambar.
5. Menyiapkan Alat-alat Teknis
Tentukan
story board (alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa
kumpulan gambar dalam sketsa sederhana), tentukan lokasi yang sesuai
dengan skenario. Siapkan kru, lampu, kamera, setting, property, kostum,
make up team, dll.
6. Tentukan Budget
Setelah
menentukan semua alat teknis dan pemain yang kita inginkan, maka kita
harus membuat anggaran agar tidak melebihi budget yang sudah kamu
tentukan. seandainya anggaran melebihi budget mungkin kamu bisa
menyiasati dengan “sewa” entah itu sewa kostum, properti atau alat
sehingga biaya tidak terlampau membengkak.
7. Syuting dan Editing
Setelah
ke enam komponen persiapan siap dan izin untuk pembuatan film sudah
turun, maka kamu sudah bisa memulai proses syuting sesuai dengan
skenario yang ada. Apabila proses syuting sudah selesai maka langkah
selanjutnya adalah mengedit film berdasarkan urutan scene dalam
skenario.
8. Review dan Revisi
Setelah
melalui tahap editing bukan berarti film sudah jadi. Alangkah baiknya
jika kamu meriviewhasil film yang sudah ada kemudian melakukan revisi
apabila ada scene yang jelak dan tidak sesuai dengan skenario. Scene
tersebut bisa kamu buang atau kamu ganti dengan yang baru.
9. Buat Promosi
Setelah
semua proses pembuatan selesai, saatnya kamu mempromosikan film yang
kamu buat dengan berbagai media. Bis amelalui web, blog, twitter,
facebook, poster, trailer, dan media lain.
10. Masukkan dalam DVD
Setelah
seluruh proses persiapan, pembuatan, dan revisi selesai. Kamu bisa
memasukkan film tersebut dalam keping DVD untuk digandakan. Entah itu
untuk keperluan pribadi atau promosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar